1.Tan Malaka
Tan Malaka adalah Salah satu tokoh yang
tidak dikenal masyarakat luas di Indonesia. Karena ia merupakan sosok
pahlawan yang sering petualangan ke berbagai negara, menjadi sosok yang
paling dicari oleh Belanda dan banyak negara lain. Selain itu, pada
masa revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari oleh para pejuang
–termasuk oleh Bung Karno. Ia sukar ditemukan, karena pintar melakukan
penyamaran. Sosoknya selalu misterius dan tidak banyak yang mengenal
dengan pasti seperti apa sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim gelar
Datuk Tan Malaka itu.
Namun sayangnya keberadaan dari tokoh
aliran kiri ini hilang secara misterius dalam pergolakan revolusi
kemerdekaan. Konon kabarnya Tan Malaka dibunuh pada 21 Februari 1949
atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di
daerah Kediri, Jawa Timur. Hingga kini makamnya tidak pernah bisa
ditemukan.
2.Gunadarma
Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama
yang tidak bisa terpisahkan. Dalam sejumlah literatur, Candi Borobudur
diarsiteki oleh sekelompok kaum atau sekelompok brahmana yang meletakkan
dasar pada sebuah tempat pemujaan nya dan kemudian entah beberapa waktu
kemudian (kemungkinan bisa puluhan, ratusan atau malah ribuan)
dibuatkan sebuah proyek raksasa, pemberian sebuah “kulit” yang katanya
dikepalai oleh seorang arsitek bernama Gunadarma.
Silahkan Klik untuk Melihat Gambar atau Video... | Buka |
---|---|
Sedangkan siapa sebenarnya sekelompok
kaum brahmana yang terdahulu tidak diketemukan catatan resmi tentang
mereka, kemudian cerita tentang kepala penanggung jawab mega proyek
pembuatan “kulit” situs tersebut yaitu Gunadarma juga tidak ada sebuah
keterangan resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma merupakan sebuah
kata simbol dan bukan sebuah nama seseorang.
Kalau memang benar Gunadarma yang
mengarsiteki pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita acungi jempol
bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan yang tepat dengan kondisi
teknologi yang pada saat itu belum begitu canggih. Namun sampai saat ini
nama Gunadarma dan Borobudur itu sendiri masih menjadi misteri yang
belum bisa diungkapkan hingga sekarang.(wikipedia.org)
3. Supriyadi
Siapa yang tidak kenal dengan pahlawan
satu ini. Kalau Anda tidak tahu berarti nilai sejarah Anda benar benar
mengecewakan,hehehe… Supriyadi adalah pahlawan nasional Indonesia,
pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan
pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai
menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, tapi entah
kenapa tidak pernah muncul untuk menempati jabatan tersebut.
Pada waktu itu, Supriyadi memimpin
sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang beranggotakan orang orang
Indonesia. Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara Jepang terhadap
tentara PETA dan rakyat Indonesia, Supriyadi gundah. Ia lantas
memberontak bersama sejumlah rekannya sesama tentara PETA. Namun
pemberontakannya tidak sukses. Pasukan pimpinan Supriyadi dikalahkan
oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yang disebut Heiho.
Kabar yang berkembang kemudian,
menyatakan Supriyadi tewas. Tetapi, hingga kini tidak ditemukan mayat
dan kuburannya. Oleh karena itu, meski telah dinobatkan sebagai pahlawan
nasional oleh pemerintah, keberadaan Supriyadi tetap misterius hingga
kini. Sejarah yang ditulis pada buku-buku pelajaran sekolah pun menyebut
Supriyadi hilang.
Namun yang membikin sosok Supriyadi
semakin misterius adalah banyaknya kemunculan orang-orang yang mengaku
sebagai Supriyadi. Salah satu yang cukup kontroversial adalah sebuah
acara pembahasan buku ‘Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung
Karno’, yang diadakan di Toko Buku Gramedia di Jalan Pandanaran
Semarang. Dalam acara itu, seorang pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu
Prabu membuka jati diri dia sesungguhnya. Dia mengaku sebagai Supriyadi,
dan kini berusia 88 tahun.
4.Perobek Bendera Belanda di Hotel Oranje
Peristiwa 10 November 1945 tentu tidak
lepas dari dipicunya oleh salah satu peristiwa yang paling heroik, yaitu
perobekan bendera Belanda di atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu
tersiarnya sebuah kabar bahwa di Hotel Oranje di Tunjungan telah
dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru oleh Mr.Ploegman. Tentu saja
hal tersebut tidak diterima oleh para arek-arek Suroboyo yang merasa
pengibaran bendera tersebut dianggap sebagai penghinaan sebagai bangsa
yang merdeka.
Pada akhirnya Mr. Ploegman dibunuh oleh
seorang pemuda yang mendekati dirinya tanpa dia ketahui dan menusukkan
pisaunya bertubi-tubi. Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi ribuan
massa di depan hotel yang menuntut penurunan bendera triwarna tersebut.
Pada saat itu teriakan untuk menurunkan bendera kian membahana. Sejumlah
pemuda telah membawa tangga untuk naik ke atap hotel, terdapat 8 sampai
10 pemuda. Dari atap ada yang naik ke tiang bendera dalam gemuruh
teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun dirobek, dan jadilah kini
Sang Merah Putih yang berkibaran di angkasa.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah
siapakah yang menjadi perobek bendera tersebut? Dalam kondisi yang
sangat kacau dan penuh massa, tentu tidak mudah bagi para saksi sejarah
untuk mengetahui secara pasti siapakah yang melakukannya.???
5.Ki Panji Kusmin
Awal cerita adalah ketika pada bulan agustus 1968,sebuah majalah sastra memuat sebuah cerpen yang berjudul ‘Langit Makin Mendung’
yang dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini nama samaran). Cerpen
ini bercerita tentang Nabi Muhammad yang memohon izin kepada Tuhan untuk
menjenguk umatnya. Disertai malaikat Jibril, dengan menumpang Buroq,
Nabi mengunjungi Bumi. Namun Buroq bertabrakan dengan satelit Sputnik
sehingga Nabi serta Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas
Jakarta. Di situ Nabi menyaksikan betapa umatnya telah menjadi umat yang
bobrok. Cerpen ini adalah sindiran terhadap masyarakat luas yang
banyak”menyimpang” dari agama,pada waktu yang belum jauh berselang dari
terjadinya Tragedi 1965.
Namun akibat penerbitan Cerpen yang
bikin heboh ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah melakukan penodaan
terhadap agama karena mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad, dan
Malaikat Jibril. Tanpa ampun lagi H.B. Jassin selaku penanggung jawab
majalah itu dibawa ke pengadilan dan dipaksa untuk mengungkap siapa
sebenarnya Ki Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak untuk mengungkap jati
diri Ki Panji Kusmin. Untuk itu ia dituntut Pengadilan Tinggi Medan dan
divonis in absentia berupa kurungan selama satu tahun dan masa percobaan
dua tahun.
Dan sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin tidak terungkap Hingga wafatnya H.B. Jassin. (**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar